インドネシアの広告デザインと日本の広告デザイン
2018年09月05日 インドネシア
「デザインは国によって何か違いますか?」

“Apa bedanya desain masing-masing negara?”
Saat belajar desain di perkuliahan, pertanyaan itu sering muncul. Saat itu saya tidak hanya belajar desain dari negara asal saya saja, tetapi saya juga mempelajari sejarah seni secara keseluruhan. Saat ini pun, karena saya bekerja di perusahaan Jepang, saya ingin belajar lebih dalam tentang desain Jepang.
Apa perbedaan dari desain periklanan Indonesia dan Jepang?
Yang paling terasa berbeda adalah cara penggunaan bahasa dan tulisan. Di Indonesia, sama seperti negara-negara barat menggunakan alfabet, sementara di Jepang sendiri terdapat 3 jenis huruf: Hiragana, Katakana dan Kanji. Perbedaan huruf ini membuat cara desainer memperlakukan huruf sebagai elemen desain dengan cara yang berbeda juga. Misalnya dalam bahasa Indonesia, pemenggalan kata dalam kalimat adalah per kata, sementara dalam bahasa Jepang, pemenggalan kalimat perlu disesuaikan dengan ada tidaknya partikel seperti “wa” atau “ga” sehingga cukup membingungkan pada saat melakukan layout untuk pemenggalan kalimat yang cukup panjang.
Hal lain yang berbeda adalah mengenai ada tidaknya spasi dalam penulisan kalimat. Dalam bahasa Indonesia ada menggunakan spasi untuk memisahkan antar kata agar mudah dipahami, sementara bahasa Jepang tidak menggunakan spasi sama sekali dalam penulisan kalimatnya. Sehingga dalam desain Indonesia ada kalanya terlihat cukup lowong karena adanya spasi, sementara desain Jepang terlihat padat dan penuh karena antar kata dalam satu paragraf tidak ada jeda sama sekali.
(contoh illustrasi desain: kiri – Jepang, kanan – Indonesia)
Selain penulisan dan jenis huruf, penggunaan gambar, layout, taste desain, pengaruh kebudayaan dan berbagai hal lain mempengaruhi bagaimana desain dihasilkan di tiap negara. Desain di Jepang pada umumnya memiliki kesan “imut dan lucu”, terlihat dari warna dan banyaknya ilustrasi serta banyaknya penulisan informasi yang digunakan dalam desain-desainnya. Desain Indonesia cenderung memiliki kontras dan penggunaan negative space untuk keseluruhan desain.
Dalam banyak hal desain Indonesia dan Jepang memiliki perbedaan-perbedaan, tetapi fungsi utama sebuah karya desain adalah untuk mengkomunikasikan maksud melalui media gambar.
Ketika sebuah desain mampu menyampaikan maksud dan pesan secara menyeluruh dengan desain yang sesuai, maka desain itu sudah dianggap berhasil.
Meskipun gaya dan desain masing-masing negara berbeda, desain tetaplah sebuah karya dengan nilai universal yang mampu dipahami dan dinikmati oleh berbagai kalangan terlepas dari bahasa dan budayanya.
“What’s the difference between each country’s graphic design?”
When I studied graphic design in university, this question often popped out. In college, not only I learned about the design from my country, but I also learned about the history of art from various countries. At this time too, when I started to work in TOM, I want to learn more about Japanese design.
Exactly what’s the difference between Indonesia and Japanese design?
The most noticeable traits are the language and alphabet. In Indonesia, like the other western countries, we use alphabet, while in Japan they use 3 types of letters, hiragana, katakana and kanji. This difference makes different in how designer working with the words and letters as design elements. For example in Indonesian, when we cut the sentences, we usually cut it based on what words and not too complicated compared to Japanese when we need to see if there’s a particle such as “wa” or “ga” and it’s quite confusing for someone who didn’t understand how we should treat the sentence correctly.
The other different thing is about whether there’s space or not in sentence. In Indonesian language, we use space to separate each words to make it easier to read, but in Japanese there’s no space needed to insert in the sentence. Therefore Indonesian overall design looks more vacant while Japanese overall design looks more compact and dense.
(design example: left – Japan, right – Indonesia)
Beside the languages and wording, the image used for the design, design taste, culture impact and various aspects lead on how a design created in each country. The design in Japan emphasize the “kawaii” feeling and taste by using a lot of illustrations and colorful approach and full-loaded of information and wording, while Indonesia design feels more solid and rigid, with emphasize on negative space.
Even though Indonesia and Japan might have different taste of design, the main purpose of design is to communicate the message and meaning with combination of graphic elements.
When a design accomplished that purpose, that it counted as a success.
Every country may have their own style, but nevertheless, a design is something that can reach anyone and enjoyed by anyone despite the difference in language and culture.